The Arrival

Turuti Sunnah Rasulullah

Memotong Kuku Mengikut Turutan Yang Betul

Sebenarnya memotong kuku juga ada turutannya. Ianya dimulai pada anggota sebelah kanan hinggalah ke anggota sebelah kiri. Sekiranya hendak memotong kuku jari tangan, ianya dimulakan dengan jari telunjuk tangan kanan sehingga ke jari kelingking. Kemudian dari jari kelingking tangan kiri sehingga ke ibu jari. Dan akhir sekali adalah jari ibu kanan. (Sila rujuk gambar dalam attchement untuk mudah memahami.)

Sebegitu juga dengan jari kaki. Ianya haruslah dipotong mengikut turutannya. Bermula dari jari kelingking sebelah kanan bergerak ke jari kelingking kaki sebelah kiri berturut-turut. (Sila rujuk gambar dalam attachment untuk mudah memahami.)

Hari Yang Baik Dan Tidak Baik Untuk Memotong Kuku

Selain daripada memotong kuku mengikut turutan, memotong kuku mengikut hari-hari juga mempunyai maksud-maksud tertentu. Sama-sama kita membaca yang selebihnya ini.

RASULULLAH S.A.W bersabda yang ertinya:-
Barang siapa yang mengerat kukunya pada ;

Hari Sabtu - Nescaya keluar dari dalam tubuhnya ubat dan masuk kepadanya penyakit.
Hari Ahad - Nescaya keluar daripadanya kekayaan dan masuk kemiskinan.
Hari Isnin - Nescaya keluar daripadanya gila dan masuk sihat
Hari Selasa - Nescaya keluar daripadanya sihat dan masuk penyakit
Hari Rabu - Nescaya keluar daripadanya was-was dan masuk kepadanya kepapaan.
Hari Khamis - Nescaya keluar daripadanya gila dan masuk kepadanya sembuh dari penyakit.
Hari Jumaat - Nescaya keluar dosa-dosanya seperti pada hari dilahirkan oleh ibunya dan masuk kepadanya rahmat daripada Allah Taala.

Dengan kata lain, hari yang elok memotong kuku adalah hari Isnin, Khamis dan Jumaat.


Dari Anas bin Malik bermaksud:
Sudah ditentukan waktu kepada kami memotong misai, memotong kuku, mencabut bulu ketiak dan mencukur bulu ari-ari agar kami tidak membiarkannya lebih daripada 40 malam.
(Riwayat Muslim).

Menurut Imam Shafie:
Sunat memotong kuku sebelum mengerjakan solat Jumaat sepertimana disunatkan mandi, bersugi, berharuman, berpakaian kemas sebelum ke masjid.

Rasulullah S.A.W. bersabda bermaksud:
Sesiapa yang mandi pada hari Jumaat, bersugi, berwangian jika memilikinya dan memakai pakaian yang terbaik, kemudian keluar rumah hingga sampai ke masjid, dia tidak melangkahi orang yang sudah bersaf, kemudian mengerjakan sembahyang apa saja (sembahyang sunat), dia diam ketika imam keluar (berkhutbah) dan tidak berkata-kata hingga selesai mengerjakan sembahyang, maka jadilah penebus dosa antara Jumaat itu dan Jumaat sebelumnya.
(Riwayat Ahmad).

10 Wasiat Imam Hasan Al Bana

Imam Syahida Hasan Al-Banna, pendiri gerakan dakwah Ikhwan yang terkenal ke seluruh dunia, banyak meninggalkan catatan penting pada sejarah perjuangan Islam modern. Ingat, kehadiran Imam Hasan bertepatan dengan hanya beberapa saat setelah hancurnya kekhalifan Islam yang terakhir. Tak pelak, setelah kepergian beliau, tak ada lagi figur dakwah yang bisa dijadikan acuan dalam gerakan Islam.

Setiap hari, dalam dakwahnya, ia berjalan kaki tidak kurang dari 20 KM. Beliau menyambangi desa-desa dan dilakukannya tanpa pamrih sedikitpun dari manusia. Ia duduk di warung kopi pada beberapa malam, menyatu dengan masyarakat yang sebenarnya, dan ia mampu mengingat nama orang yang baru saja ditemuinya walaupun hanya sekali, sehingga orang yang diajak bicara olehnya menjadi simpati.

Banyak warisan dari Imam Hasan yang sangat menggelorakan semangat dakwah Islam. Berikut ini beberapa di antaranya dari sekian wasiat-wasiatnya:

1. Bangunlah segera untuk melakukan sholat apabila mendengara adzan walau bagaimanapun keadaannya.

2. Baca, Telaah dan dengarkan Al-Quran atau dzikirlah kepada Allah dan janganlah engkau menghambur-hamburkan waktumu dalam masalah yang tidak ada manfaatnya.

3. Bersungguh-sungguhlah untuk bisa berbicara dalam bahasa Arab dengan fasih.

4. Jangan memperbanyak perdebatan dalam berbagai bidang pembicaraan sebab hal ini semata-mata tidak akan mendatangkan kebaikan.

5. Jangan banyak tertawa sebab hati yang selalu berkomunikasi dengan Allah (dzikir) adalah tenang dan tentram.

6. Jangan bergurau karena umat yang berjihad tidak berbuat kecuali dengan bersungguh-sungguh terus-menerus.

7. Jangan mengeraskan suara di atas suara yang diperlukan pendengar, karena hal ini akan mengganggu dan menyakiti.

8. Jauhilah dari membicarakan kejelekan orang lain atau melukainya dalam bentuk apapun dan jangan berbicara kecuali yang baik.

9. Berta’aruflah dengan saudaramu yang kalian temui walaupun dia tidak meminta, sebab prinsip dakwah kita adalah cinta dan ta’awun (kerja sama).

10. Pekerjaan rumah kita sebenarnya lebih bertumpuk dari pada waktu yang tersedia, maka manfaatkanlah waktu dan apabila kalian mempunyai sesuatu keperluan maka sederhanakanlah dan percepatlah untuk diselesaikan. (sa/berbagaisumber)